Sabtu, 30 Desember 2017

Menyikapi berkat dan kegagalan dengan ucapan syukur

Menyikapi berkat dan kegagalan dengan ucapan syukur

Acara: khotbah minggu pagi tgl 31 desember 2017
Jam: 07:00 - 08:30
Teks: Lukas 2:22-40

Shalom, bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudari terkasih dalam Tuhan Yesus. Saat ini kita berada di ujung tahun 2017. Esok kita akan memasuki Tahun Baru 2018. Bolehkah saya mengajak kita semua merenungkan sejenak tentang perjalanan hidup kita di tahun ini, dengan menjawab dua pertanyaan ini dengan jujur:
a. manakah yang lebih banyak Anda alami, berkat atau musibah?
b. Manakah yang lebih banyak Anda alami tahun ini, keberhasilan atau kegagalan?
Mari kita luangkan waktu 5 menit untuk merenungkan pertanyaan di atas.
Bapak ibu, khotbah ini jika diringkas terdiri dari 3 poin:

Poin khotbah:
1. Menyikapi semua kegagalan dengan ucapan syukur
2. Hidup dengan hati yang suci
3. Hidup dalam perjumpaan dan persahabatan yang karib dengan Tuhan

Penjelasan poin:

1. Menyikapi semua kegagalan dengan ucapan syukur

Hal pertama yang dapat kita renungkan dari kisah Simeon yang kita baca tadi adalah, dia senantiasa bersyukur dan takut akan Tuhan.
Memang dengan kian bertambahnya usia, mari kita belajar untuk makin dewasa dan matang dan bukannya terjebak oleh luka-luka batin yang disebut "trauma."
Berbicara tentang trauma ini, apakah ada di antara Bpk ibu yang sudah menyaksikan film "Susah sinyal"?
Film ini bagus untuk ditonton sekeluarga. Salah satu adegan yang menarik di awal film ini adalah tentang seorang pemuda yang mengalami banyak trauma....misalnya: "wah saya tidak mau makan ikan, karena pernah tercebur ke dalam akuarium. Atau aduh, saya trauma dengan tongkat karena pernah jatuh dari tongkat..."
Kalau kita belajar hidup bersama Tuhan, maka tentunya kita akan tetap bersyukur karena merasakan lebih banyak berkat Tuhan bahkan sekalipun itu dalam bentuk kegagalan atau musibah.
Lho kenapa begitu? Ya, justru seringkali Tuhan bekerja justru ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.
Misalnya saja kisah saya. Tahun ini saya berencana menulis 3 buku untuk menyongsong peringatan 500 tahun gerakan Reformasi Martin Luther, ternyata target itu selesai sekitar bulan juli. Lalu pertengahan desember Tuhan memampukan saya menulis 1 buku lagi dan satu jurnal STT Satyabhakti. Tapi juga beberapa kegagalan, seperti yang bisa diduga....
Namun, puji Tuhan dalam semua suka dan duka itu, ternyata Tuhan berkenan melawat dan mengingatkan saya akan panggilan tugas saya di akhir oktober lalu melalui suatu penyakit.
Mari kita menyimak kisah tentang mimpi tiga pohon berikut:

Ilustrasi
*Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan.*
*Suatu hari, ketiganya saling menceritakan mengenai harapan & impian mereka.*

*Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku akan diisi emas, perak & berbagai batu permata & semua orang mengagumi keindahannya".*

*Kemudian pohon ke-2 berkata: "Suatu hari kelak aku akan menjadi sebuah kapal yg besar. Aku akan mengangkut raja2 dan berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yg kuat & setiap orang merasa aman berada dekat dgnku".*

*Lalu giliran pohon ke-3 menyampaikan impiannya: "Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.* *Orang2 akan memandangku & berpikir betapa aku begitu dekat utk menggapai surga & TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang2 akan mengingatku" .*

*Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul, sekelompok penebang pohon datang & menebang ketiga pohon itu.*

*Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun. Tetapi doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya diletakkan dikandang & setiap hari diisi dgn jerami.*

*Pohon ke2 dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir bahwa doanya menjadi kenyataan. Tetapi ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu nelayan yg sangat kecil. Impiannya menjadi kapal besar utk mengangkut raja-raja telah berakhir.*

*Pohon ke3 dipotong menjadi potongan2 kayu besar & dibiarkan teronggok dlm gelap.*

*Tahun demi tahun berganti ketiga pohon itu telah melupakan impiannya masing2.*

*Kemudian suatu hari, sepasang suami istri tiba di kandang. Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak tempat makanan ternak yg dibuat dari pohon pertama. Orang-orang datang & menyembah bayi itu. Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya telah diletakkan harta terbesar sepanjang masa.*

*Bertahun-tahun kemudian, sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yg dibuat dr pohon kedua. Di tengah danau, badai besar datang & pohon ke-2 berfikir bahwa ia tidak cukup kuat utk melindungi orang2 di dalamnya.*

*Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri & berkata kpd badai: "Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.*

*Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di atas segala raja.*

*Akhirnya seseorang datang dan mengambil pohon ke-3. Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang mengejek lelaki yg memikulnya. Laki-laki itu dipakukan di kayu ini & mati dipuncak bukit.*

*Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat dengan TUHAN, karena YESUS-lah yang disalibkan padanya.*

Pesan moral dari cerita ini tidak sulit:
*KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YG MEREKA INGINKAN, TETAPI TDK DGN CARA YG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN.*
*BEGITU JUGA DGN KITA, KITA TDK SELALU TAHU APA RENCANA TUHAN BAGI KITA.*
*KITA HANYA TAHU BAHWA JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA, TETAPI JALAN-NYA ADALAH YG TERBAIK BAGI KITA, SELAMANYA.*

Itulah sebabnya Paulus menasihatkan:
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Fil. 4:6)


2. Hidup dengan hati yang suci

Hal kedua yang dapat kita simak dari kisah Simeon adalah dia hidup dengan hati yang suci. Hal ini tepat dengan sabda Yesus: hanya orang yang suci hatinya yang diperkenankan melihat Allah (Mat. 5:8).
Simeon bersukacita karena harapan imannya terpenuhi. Dia diperkenankan Allah untuk melihat bahkan menatang bayi Sang Mesias. Dalam Lukas 2:25, harapan dan penantian Simeon sebenarnya sangat ditentukan oleh sikap hidupnya yang benar dan saleh di hadapan Allah. Kata saleh dalam bahasa aslinya digunakan "eulabes," yang artinya saleh, sangat berhati-hati dan takut akan Tuhan. Arah hidupnya hanya ditujukan kepada penantian akan datangnya Mesias yang diutus Allah. Tidaklah mengherankan jika kehidupannya senantiasa dipenuhi Roh Kudus. Itu sebabnya Tuhan mengizinkan Simeon untuk melihat Sang Mesias sebelum meninggal.
Demikian juga dengan kita saat ini, kita semua sedang menanti-nantikan kedatangan Yesus Kristus kembali sebagai Raja atas seluruh ciptaan. Karena itu kita mesti hidup dengan kekudusan dan hati yang suci agar kita diperkenankan melihat dan menyongsong kedatangan Yesus kali kedua yang tidak akan lama lagi, karena tanda-tanda kedatangan-Nya telah semakin jelas.
Dalam berbagai kesempatan, saya telah menceritakan bagaimana Tuhan memanggil saya sejak 2009 untuk mempersiapkan gereja-gereja menyongsong kedatangan Kristus. Tentu itu semua hanyalah atas kasih karunia Tuhan, sebab jika tidak ada yang memperingatkan orang-orang durhaka, maka bumi akan habis disambar murka Allah yang bernyala-nyala.
Karena itu kita mesti hidup kudus dan tidak bermain-main lagi karena waktunya telah sangat singkat. Kita mesti mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, mari kita baca Filipi 2:12

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir..."


3. Hidup dalam persahabatan yang karib dengan Tuhan

Hal ketiga yang bisa kita pelajari dari Simeon, adalah bahwa hidup dalam persahabatan yang karib dengan Tuhan. Hal ini terlihat dari kesaksian Alkitab: "Roh Kudus ada atasnya."
Dalam konteks kita saat ini, Tuhan rindu agar anak-anak-Nya hidup bergaul karib dengan Dia.
Tahukah Anda siapakah tokoh Alkitab yang paling lama hidup bergaul dengan Tuhan? Ya betul, Henokh. Mari kita baca:

22 "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
23 Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun.
24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah." (Kej. 5:22-24)

Henokh merupakan suatu teladan bagi semua orang kudus sepanjang zaman, bagaimana hidup kudus dan bergaul dengan Tuhan selama lebih dari 300 tahun, sampai ia diangkat oleh Tuhan.
Kita tidak tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali, namun yang jelas waktunya telah semakin dekat. Karena itu kita mesti belajar hidup lebih dekat bergaul dengan Tuhan. Bagaimana caranya? Tidak sulit kok, ya kita mesti lebih serius baik dalam mezbah pribadi maupun mezbah keluarga.
Usahakan untuk melakukan 5 hal ini:
a. Berdoa syafaat untuk orang-orang kudus setidaknya 30 menit setiap hari
b. Membaca Alkitab secara teratur, misalnya 1-2 pasal setiap hari
c. Belajarlah hidup memohon pimpinan Roh Kudus setiap pagi
d. Berbuatlah baik setidaknya kepada satu orang setiap hari
e. bersaksilah tentang Tuhan Yesus yang dahsyat kepada 2-3 orang baru setiap hari.
Itulah cara yang benar untuk mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Tuhan Yesus kali kedua, jadi bukan sekedar otak-atik tentang kapan tanggal kiamat dll.
Pada akhirnya, sebagian dari kita mungkin agak cemas akan berbagai isyu bahwa tahun 2018 bakal lebih berat daripada tahun ini. Memang bisa jadi kita sebagai orang percaya akan mengalami banyak kesulitan karena iman kita kepada Yesus Kristus, namun janganlah kita khawatir. Pertolongan Tuhan senantiasa tepat pada waktu-Nya.
Mari kita belajar bersyukur seperti nabi Habakkuk di tengah pelbagai kesulitan:

17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Hab. 3:17-19).


4. Penutup
Dalam khotbah kali ini, kita belajar dari Simeon setidaknya 3 hal ini:
1. Kita mesti belajar menyikapi semua kegagalan dengan ucapan syukur
2. Kita mesti belajar hidup dengan hati yang suci
3. Kita mesti mengalami perjumpaan dan persahabatan yang karib dengan Tuhan setiap hari
Sebagai pesan penutup, mari kita banyak makan buah-buahan di akhir tahun ini. Buah apa saja itu yang baik untuk dimakan?

10 Buah Yang Harus Kita Makan di akhir tahun 2017 agar kita sehat Jasmani dan Rohani di tahun 2018 :
1. MARKISA (Mari Kita Sabar )
2. STROBERI (Selalu Introspeks Belajar Rendah Hati)
3. SALAK (Selalu Baik Dalam Bertindak)
4. JERUK (Jangan Berbuat Buruk)
5. PISANG (Pantang Iri,Sombong dan Angkuh )
6. ANGGUR (Anda Gemar Bersyukur )
7. MELON (Menolong Orang Lain )
8. TOMAT (Tobat Sebelum Kiamat )
9. TALAS (Tak Ada Kata Malas )
10. MENTIMUN (Menuntut Ilmu Tidak Banyak Melamun )

Tuhan memberkati bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Amin.

Saat teduh akan diiringi oleh lagu penutup berikut:


5. Lagu penutup
KJ. 405 KAULAH, YA TUHAN, SURYA HIDUPKU

1. Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku;
asal Kau ada, yang lain tak perlu.
Siang dan malam Engkau kukenang;
di hadiratMu jiwaku tenang!

2. Kaulah Hikmatku, Firman hidupku;
Kau besertaku dan 'ku besertaMu.
Engkau Bapaku , aku anakMu;
denganMu, Tuhan, 'ku satu penuh.

3. Kaulah bagiku tempat berteduh;
Kaulah perisai dan benteng teguh.
Sukacitaku kekal dalamMu;
Kuasa sorgawi, Engkau kuasaku!

4. Tak kuhiraukan pujian fana;
hanya Engkaulah pusaka baka!
Raja di sorga, Engkau bagiku
harta abadi, bahagia penuh!

5. Bila saatnya nanti 'ku menang,
t'rimalah daku di sorga cerlang!
Apa pun kini hendak kutemu,
Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku!

Sumber: http://www.kidungonline.com/data/KJ/lirik/KJ-405-KAULAH,%20YA%20TUHAN,%20SURYA%20HIDUPKU.php



Versi 1.0: 28 desember 2017, pk. 21:45
versi 1.1: 30 desember 2017, pk. 17:24
VC







Victor Christianto
*Founder and Technical Director, www.ketindo.com
E-learning and consulting services in renewable energy
**Founder of Second Coming Institute, www.sci4God.com
Http://www.facebook.com/vchristianto
Twitter: @Christianto2013, Line: @ThirdElijah, IG: @ThirdElijah
***books: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
http://nulisbuku.com/books/view_book/9694/sastra-harjendra-ajaran-luhur-dari-tuhan-a5
http://www.unesco.chair.network.uevora.pt/media/kunena/attachments/731/ChristologyReloaded_Aug2016.pdf
http://fs.gallup.unm.edu/APS-Abstracts/APS-Abstracts-list.htm
http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://nulisbuku.com/books/view_book/9661/teologi-yesus-sobat-kita-10-artikel-dialog-antara-teologi-dan-sains
http://nulisbuku.com/books/view_book/9693/jalan-yang-lurus-manual-anak-anak-terang-a5
http://www.mdpi.com/journal/mathematics/special_issues/Beyond_Quantum_Physics_Computation

Senin, 18 Desember 2017

Bagaimana mengikut Yesus?

Bagaimana mengikut Yesus?

Teks: Roma 14:17
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."


Banyak orang Kristen berpikir bahwa mengikut Yesus itu mudah. Dan kamu akan makin berhasil, makin kaya, makin sehat, pokoknya bebas dari berbagai kesulitan.

Bukan demikian.

Bukankah ada tertulis bahwa : "Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman." Juga bukan tentang kekayaan, keberhasilan, kesehatan, karir dll.

Bapa di sorga memang memelihara semua umat-Nya. Jadi jangan khawatir akan hal-hal dunia itu. Namun Bapamu yang di surga jauh lebih peduli akan pertumbuhan spiritualmu.

Jadi Tuhan ingin kamu hidup bergaul akrab dengan Dia, mencari Wajah Tuhan, senantiasa dengar-dengaran akan Dia, dan setia menuruti perintah-perintah-Nya dari menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, bulan ke bulan.

Itulah makna mengikut Yesus Kristus. Perhatikan kisah Marta dan Maria berikut ini.


Makna kisah Maria dan Marta

Tahukah Anda akan makna kisah dua bersaudara di bawah ini?

Teks: Lukas 10:38-42
38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Banyak orang Kristen bergumam, syukur kepada Tuhan bahwa saya bukan sepeerti Marta. Benarkah demikian?

Makna sebenarnya: "Kitalah Marta itu, bukankah kita selalu ingin melakukan banyak hal, tapi lupa mendengar di kaki Tuhan?

Itulah makna kisah Maria dan Marta yang baru dibukakan Tuhan kepada saya yang bebal dan keras kepala ini.
. Ini bukan inovasi teologi saya si penulis, karena sy selama ini begitu bebal untuk mengerti.

Pesan doa:
"Puji syukur dan Trimakasih Tuhan membuka mataku hari ini dan memberikan pengertian baru untuk pembaruan hidupku."
"Bapa di surga, aku hanyalah bejana tidak berguna. Bentuklah aku sekehendak-Mu."
"Yesus Kristus, tolong aku menjadi pengikut-Mu yang berguna."
"Roh Kudus, tuntunlah aku setiap saat berjalan di jalan-Mu."


Dari hamba yang tidak berguna, namun diselamatkan Tuhan. Semua hanyalah kasih karunia.


Ditulis: 23 Oktober 2017, pk. 14:21
Dengan bimbingan Roh Kudus kepada penulis.


Victor Christianto
*Founder and Technical Director, www.ketindo.com
E-learning and consulting services in renewable energy
**Founder of Second Coming Institute, www.sci4God.com
Http://www.facebook.com/vchristianto
Twitter: @Christianto2013, Line: @ThirdElijah, IG: @ThirdElijah
***books: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
http://nulisbuku.com/books/view_book/9694/sastra-harjendra-ajaran-luhur-dari-tuhan-a5
http://www.unesco.chair.network.uevora.pt/media/kunena/attachments/731/ChristologyReloaded_Aug2016.pdf
http://fs.gallup.unm.edu/APS-Abstracts/APS-Abstracts-list.htm
http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://nulisbuku.com/books/view_book/9661/teologi-yesus-sobat-kita-10-artikel-dialog-antara-teologi-dan-sains
http://nulisbuku.com/books/view_book/9693/jalan-yang-lurus-manual-anak-anak-terang-a5
http://www.mdpi.com/journal/mathematics/special_issues/Beyond_Quantum_Physics_Computation

Kepemimpinan Yesus

Kepemimpinan Yesus

Shalom, selamat sore saudaraku yang terkasih. Memang sudah banyak buku yang diterbitkan tentang topik yang satu ini, baik untuk kepemimpinan dalam organisasi bisnis dan pemerintahan, dan juga kepemimpinan dalam lembaga rohani seperti misi atau gerejawi. Namun toh topik ini sepertinya tetap aktual untuk dibahas.

Definisi kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah konsep yang sangat beragam dan luas. Namun, para penulis masalah-masalah kepemimpinan pada umumnya mengaitkan konsep ini dengan pengaruh. John C. Maxwell misalnya, menuliskan hal itu dalam bab pertama yang dengan jelas diberinya judul: The definition of leadership: influence (1993). Peter Northouse merumuskan agak berbeda, yaitu bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses ketika seseorang memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama.(10)
Namun agaknya kedua definisi tersebut dipengaruhi oleh pemikiran di barat yang terlalu menumpukan proses perubahan pada diri seorang pemimpin yang kharismatik. Peter Senge memberikan definisi yang mungkin lebih sehat dan lebih tepat dalam konteks Asia yang lebih menekankan harmoni dalam masyarakat, sebagai berikut: "Kepemimpinan adalah kapasitas suatu komunitas untuk mewujudkan realitas-realitas baru menjadi kenyataan." (Leadership is the capacity of community to bring forth new realities.) Pada hemat saya pendapat Senge ini lebih dekat dengan corak kepemimpinan gereja perdana yang mencerminkan gaya kepemimpinan Trinitarian.(1)
Lalu bagaimana dengan kepemimpinan gerejawi di banyak lembaga rohani kristen saat ini?

Kepemimpinan gerejawi
Sebenarnya, cukup lama saya menghindari untuk menulis artikel tentang kepemimpinan, karena saya merasa masih muda untuk membahas topik yang "berat" ini. Namun kira-kira satu bulan lalu saya menjadi tertarik dengan isyu bagaimana kepemimpinan gerejawi dikembangkan sejalan dengan pemikiran kontemporer tentang Allah Tritunggal?
Terpicu oleh sebuah percakapan gerejawi dalam forum persidangan klasis di gereja kami sekitar bulan Juni lalu, saya jadi mulai terpikir, mungkinkah selama ini kita agak keliru membaca gaya kepemimpinan Yesus?
Barangkali sebagian kita ketika membaca sekilas kitab Injil, mendapat kesan bahwa Yesus menggunakan gaya kepemimpinan kharismatik yang cenderung agak otoriter. Dan persepsi itu agaknya ikut mempengaruhi gaya kepemimpinan yang kerap kita jumpai dalam (maaf) kebanyakan gereja kharismatik-pentakostal. Mengapa saya berpendapat demikian?
Karena format kepemimpinan yang diadopsi kerap seperti ini: "Senior Pastor-Junior Pastor-Penatua-Diaken," dengan kata lain hampir semua keputusan penting diarahkan oleh kepemimpinan tunggal yaitu pastor senior. Mungkin saya keliru, namun di gereja-gereja arusutama, kepemimpinan lebih bersifat kolektif-kolegial, dengan menekankan fungsi majelis (penatua+pendeta) sebagai pengambil keputusan secara kolektif.
Saya tidak bermaksud mengatakan gaya kepemimpinan yang satu lebih unggul dari yang lain, karena masing-masing pola memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun mari kita bertanya: adakah gaya alternatif kepemimpinan yang bercorak Trinitarian, dan barangkali lebih dekat dengan gaya kepemimpinan Yesus dan juga para rasul dalam gereja perdana?
Saya sempat menanyakan hal ini via sms kepada seorang pendeta dan teolog senior yang juga saya anggap sebagai salah satu mentor saya, yaitu Pdt. Dr. Joas Adiprasetya dari STT Jakarta, dan jawaban sms beliau adalah seperti berikut:

"Kepemimpinan trinitarian sedang saya kembangkan lewat kepemimpinan sahabat. Cuma saya tidak ingin paksakan masuk ke tager."*

Karena itu, kali ini izinkan saya merangkum beberapa ciri yang bisa kita pelajari dari gaya kepemimpinan sahabat yang diterapkan Yesus, setidaknya sejauh yang saya pahami.

7 ciri kepemimpinan sahabat dengan meneladani Yesus

a. Dialogis (partisipatif)
Jika kita membaca Keempat Injil sebagai satu kesatuan, banyak sekali terjadi dialog yang terbuka dan jujur, misalnya antara Yesus dan Petrus, antara Yesus dan pemuda kaya, antara Yesus dan Nikodemus, antara Yesus dan perempuan Samaria di sumur Yakub. Tampaknya, Yesus senang menggunakan gaya dialogis seperti ini ketimbang memerintahkan sesuatu. Atau jika meminjam Martin Buber, gaya kepemimpinan Yesus adalah I-Thou, atau dalam bhs Jawa kerap disebut "ngewongke" (memanusiakan).

b. Mengutamakan pengalaman (experiential)
Alih-alih mengajar kelas intensif selama 14 hari, tampaknya Yesus lebih suka berjalan-jalan di bukit, naik perahu dan ikut membantu para murid menjala ikan. Ia tercatat beberapa kali mengajar langsung dari perahu, menyembuhkan 10 orang kusta, bahkan membangkitkan Lazarus yang sudah masuk kubur 3 hari, hanya supaya para murid "belajar percaya."
Sungguh suatu pengalaman belajar yang sungguh asyik dan hidup bagi para murid, itu sebabnya dikatakan bahwa para nabi begitu iri akan para murid yang bisa begitu dekat hidup bersama Sang Mesias. Pengalaman langsung seperti ini menurut psikologi jauh lebih efektif dalam menanamkan pesan ketimbang menjejalkan informasi tanpa melihat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Bayangkan jika para dosen dan profesor mengajar ilmu ekonomi bukan di ruang kelas, melainkan langsung di pasar tempat orang berdagang misalnya. Atau mengajar kelas teologi langsung dengan bertanya jawab di jalanan. Bisa jadi dampaknya akan dahsyat juga seperti pengajaran Yesus.

c. Chaordik (spontan)
Menurut Gary Goodell, Yesus meneladankan kepemimpinan dengan hidup dan berjalan bersama para murid-Nya, orang-orang yang Dia jumpai sehari-hari, dan para pemimpin agama pada zaman-Nya. Para pemimpin gereja saat ini seharusnya dapat meniru Dia dengan gaya kepemimpinan yang lebih mengutamakan hubungan. Gaya kepemimpinan ini lebih bersifat "chaordik" (kacau tapi teratur), atau lebih spontan. Gaya chaordik ini bukan sekadar berdasarkan pada naskah, teks, atau khotbah formal yang disampaikan dari mimbar, melainkan interaksi dua arah yang dapat membantu para murid bertumbuh dan berkembang dalam karunia mereka melalui pemuridan sederhana. (11)

d. Berorientasi pada aksi
Yesus sungguh memberikan penekanan pada aksi nyata, sebagai bagian dari proses pembelajaran yang hidup. Termasuk ketika Ia mengubah air menjadi anggur, ketika Ia memberi makan 5000 orang laki-laki, ketika Ia mendatangi para murid saat badai, bahkan ketika Ia sedang cemas menyongsong masa penderitaan-Nya. Saya tidak tahu apakah para guru tentang kepemimpinan seperti John Maxwell pernah memberi contoh berjalan di atas air? Rasanya kok tidak.
Maksud saya tentu bukan mengecilkan peran para guru kepemimpina kontemporer, namun ada seni mengajar yang hilang dalam sejarah gereja.
Seingat saya, dalam sejarah gereja hanya ada beberapa orang Kristen yang hidup begitu dekat dengan alam dan mengajar sambil berjalan keliling dari desa ke desa, di antaranya Franciskus dari Asisi dan Sadhu Sundar Singh.

e. Lembut namun juga lugas dan tegas
Yesus senantiasa bersikap lembut secara konsisten, seperti kepada Lazarus, Nikodemus, dan kepada perempuan yang pendarahan dan lancang menyentuh jubah-Nya. Ia tidak marah ketika diurapi oleh perempuan tidak dikenal, dan juga ketika dikerubuti anak-anak yang mungkin agak lusuh. Namun Ia juga bisa tegas ketika melihat bagaimana Bait Suci dijadikan pasar hewan dan penjual riba.

f. Dipimpin Roh Kudus
Teks berikut dalam Lukas kiranya menggambarkan dengan jelas bahwa keteladanan dan semua aksi yang dilakukan Yesus senantiasa diilhami oleh Roh Kudus yang senantiasa tinggal di dalam diri-Nya.

"Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara..." (Yes. 61:1)

Bagaimana dengan Anda, apakah Anda membiarkan Rob Kudus berkarya dengan bebas melalui hidup Anda, atau Anda lebih sering berupaya memadamkan roh?

19 Janganlah padamkan Roh,
20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. (I Tes. 5:19-20)

g. Dalam relasi intens dengan Sang Bapa
Ciri yang terakhir dan bahkan yang terpenting adalah hubungan yang begitu intens yang dibangun dengan doa setiap subuh dan malam. Yesus senantiasa hidup dalam penghayatan yang tulus bahwa hidup-Nya tidak lama di dunia, dan Ia persembahkan seluruh hidup untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa-Nya, yaitu menyelamatkan seisi dunia.

Penutup
Demikian sekelumit pemaparan tentang kepemimpinan Trinitarian yang bercorak dialogis-persahabatan, kirnya bergun bagi kita semua.
Tentunya ketujuh ciri kepemimpinan sahabat yang diteladankan Yesus ini masih dalam tahap eksplorasi awal penulis. Namun kiranya dapat menjadi bahan pemikiran bagi pengembangan gaya kepemimpinan yang lebih bercorak Trinitarian, ketimbang model otoriter yang kerap diadopsi pemimpin gereja masa kini"
Bagaimana dengan gaya kepemimpinan Anda?

versi 1.0: 5 september 2017, pk. 22:02
versi 1.0: 6 september 2017, pk. 16:07
VC

catatan:
*Terimakasih kepada bp Pdt. Dr. Joas Adiprasetya.
*Artikel ini ditujukan kepada kolega saya yang sedang menulis disertasi tentang kepemimpinan, Pdt. Philipus.

Referensi:
(1) Len Hjalmarson. Trinitarian nature of leadership. Crucible 5:2. Url: http://www.ea.org.au/site/DefaultSite/filesystem/documents/Crucible/5-2%20November%202013/Hjalmarson%20-%20Trinitarian%20Nature%20of%20Leadership%20-%20Crucible%205-2%20November%202013.pdf
(2) http://www.nextreformation.com/wp-admin/resources/Trinitarian_Leadership.pdf
(3) Gregory Baxter. A leadership training manual for 21st century church. Url: http://digitalcommons.liberty.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1478&context=doctoral&sei-redir=1
(4) Uche Anizor. Url: https://rdtwot.files.wordpress.com/2010/07/anizor-uche_a-spirited-humanity-the-trinitarian-theology-of-colin-gunton.pdf
(5) Elmer M. Colyer. Url: http://www.vaumc.org/ncfilerepository/AC2014/Colyer3.pdf
(6) Nicholas Jesson. Url: https://www.ecumenism.net/archive/jesson_volf.pdf
(7) Ian T. Douglas. Url: http://www.gemn.org/documents/Missiongoal_docs/MATheology.pdf
(8) Novita L. Sahertian. Url: http://www.ijsrp.org/research-paper-0416/ijsrp-p52104.pdf
(9) Milan Homola. Unitarian relational leadership: the myth! (2008) Url: http://consumingjesus.org/wp-content/uploads/milan_homola_-_trinitarian_leadership.pdf
(10) Sigit Setyawan. Menyusun leadership training untuk remaja. Yogyakarta: Andi Offset, 2017
(11) Gary Goodell. Cara Yesus memimpin: sebuah studi dalam meneladani kepemimpinan Yesus yang chaordic. Yogyakarta: Andi Offset, 2017
(12) Benjamin Agustinus Abednego. Pak Abed Berbicara. Surabaya: Penerbit Berderaplah satu, 2011


Victor Christianto
*Founder and Technical Director, www.ketindo.com
E-learning and consulting services in renewable energy
**Founder of Second Coming Institute, www.sci4God.com
Http://www.facebook.com/vchristianto
Twitter: @Christianto2013, Line: @ThirdElijah, IG: @ThirdElijah
***books: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
http://nulisbuku.com/books/view_book/9694/sastra-harjendra-ajaran-luhur-dari-tuhan-a5
http://www.unesco.chair.network.uevora.pt/media/kunena/attachments/731/ChristologyReloaded_Aug2016.pdf
http://fs.gallup.unm.edu/APS-Abstracts/APS-Abstracts-list.htm
http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://nulisbuku.com/books/view_book/9661/teologi-yesus-sobat-kita-10-artikel-dialog-antara-teologi-dan-sains
http://nulisbuku.com/books/view_book/9693/jalan-yang-lurus-manual-anak-anak-terang-a5
http://www.mdpi.com/journal/mathematics/special_issues/Beyond_Quantum_Physics_Computation

Kudus

Kudus

Judul: Bagaimana hidup berkenan di hadirat Tuhan?*

(You must be holy, because God is Holy.)

Teks: Imamat 20:26
"Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku."

Teks: I Petr. 1:16
"sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."

Shalom, saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Banyak di antara kita yang ingin hidup berkenan di hadirat Tuhan, lalu kita melakukan banyak hal seperti: rajin beribadah setiap minggu di gereja, mengikuti kelas pemahaman Alkitab, ikut paduan suara, aktif melayani di komisi ini-itu, membuat kelas pemahaman alkitab bagi kaum profesional, melayani sebagai guru sekolah minggu, rajin bersaat teduh, rajin berdoa dan membaca Alkitab setiap pagi, secara rutin memberikan persembahan bulanan. Lalu kita merasa puas, bahwa kita telah hidup berkenan di hadirat Tuhan. Benarkah demikian?
Memang semua hal di atas cukup baik, namun tidak cukup di mata Allah. Semua kegiatan yang kita anggap rohani itu, mirip seperti Marta yang sibuk melayani Tuhan dengan berbagai hal yang menurutnya baik:

Teks: Lukas 10:38-42
38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Banyak orang Kristen bergumam, syukur kepada Tuhan bahwa saya bukan sepeerti Marta. Benarkah demikian?

Makna sebenarnya: "Kitalah Marta itu, bukankah kita selalu ingin melakukan banyak hal, tapi seringkali lupa duduk di kaki Tuhan dan belajar mendengarkan Dia?"

Itulah makna kisah Maria dan Marta yang baru dibukakan Tuhan kepada saya yang bebal dan keras kepala ini.

Banyak di antara kita, yang mirip dengan Marta, terlalu kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Padahal yang Tuhan inginkan sederhana saja, agar kita belajar merendahkan diri lalu menyediakan waktu untuk lebih banyak duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan Dia.

Artinya, kita mesti belajar menjadi seperti Maria. Itulah "satu saja yang perlu."

Setelah kita lebih banyak mendengarkan Tuhan, maka Tuhan sendiri akan memproses kita agar menjadi anak-anak Allah yang hidup. Hari demi hari kita akan dibukakan pengertian-pengertian baru akan Firman-Nya. Itulah makna sebenarnya dilahirkan kembali (reborn). Semuanya dimulai dengan merendahkan diri di hadapan-Nya, mengakui kegagalan-kegagalan kita, dan datang kepada-Nya dengan hati yang remuk. Bapa di sorga begitu murah hati dan pengampun, Ia tidak akan menolak setiap orang yang datang kembali kepada-Nya dengan hati yang remuk.

"Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk." (Yes.57:15)

Setelah itu kita mesti belajar untuk hidup kudus di hadirat Tuhan. Kebanyakan gereja hanya puas dengan mengajarkan anugerah murahan: "pokoknya kita semua akan diselamatkan oleh karya penebusan Kristus, tidak perlu pertobatan dan hidup kudus." Itu bukanlah Injil yang sejati. Memang penebusan dosa adalah anugerah Tuhan semata, namun juga jangan lupa bahwa Tuhan menghendaki agar kita bertobat dan hidup kudus. Tuhan itu Maha Kudus, jadi tidak mungkin seseorang akan melihat Tuhan tanpa hidup kudus.

Bertobat artinya berbalik dari tingkah langkah kita yang jahat, dari manusia lama kita yang dikuasai kedagingan, dan belajar hidup dipimpin oleh Roh Kudus.

Dan hidup kudus, artinya suci sepenuhnya dalam pikiran, dalam hati, dan dalam segala tindakan dan perkataan kita. Itulah makna perintah terutama: mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi.

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." (Mat. 22:37)

Arti dari perintah ini adalah kita mesti bertobat dari membenci Allah, lalu belajar hidup suci dan mengasihi Tuhan mulai dari hati, lalu mengasihi dengan segenap jiwa, dan juga mengasihi dengan segenap akal budi.

Mengutip ucapan Martin Luther: orang Kristen mesti belajar bertobat mulai dari hati, lalu jiwa, lalu akal budi. Dan terakhir kita juga mesti bertobat dengan dompet kita.

Bertobat dari hati, artinya kita mesti menyerahkan hati kita yang kotor dan penuh kebencian ini untuk dimurnikan oleh Tuhan. Kita mesti memohon agar diberikan hati yang baru, hati yang lembut dan dengar-dengaran akan perintah-Nya.

Kita juga mesti merendahkan diri di hadapan Tuhan, lalu memohon agar dikaruniakan jiwa yang hidup, lalu juga akal budi yang sepenuhnya baru, agar kita dapat mengerti perkara-perkara surgawi. Tanpa jiwa, hati, dan akal budi yang baru, niscaya kita akan selalu gagal menjadi anak-anak Allah yang sejati. Semua kebaikan yang kita lakukan hanyalah kain gombal saja di hadapan Allah.

Itulah makna dilahirkan kembali, dan hanya dengan merendahkan diri dan bertobat di hadapan Tuhan, maka kita mulai belajar hidup berkenan di hadirat Tuhan.

Kiranya renungan ini berguna bagi kita semua. Tuhan Yesus mengasihi Anda semua.


Versi 1.0: 29 oktober 2017, pk. 16:24
Versi 1.1: 30 oktober 2017, pk. 10:13
VC
Dari hamba yang tidak berguna.


*catatan: artikel ini dipersiapkan dalam rangka ikut memperingati 500 tahun Gerakan Reformasi Gereja yang dipelopori oleh Martin Luther, tgl. 31 oktober 1517.

**Artikel ini terinspirasi oleh buku karya Kevin Deyoung, berjudul: Hole in the Holiness (Surabaya, Literatur Perkantas, 2017).








Victor Christianto
*Founder and Technical Director, www.ketindo.com
E-learning and consulting services in renewable energy
**Founder of Second Coming Institute, www.sci4God.com
Http://www.facebook.com/vchristianto
Twitter: @Christianto2013, Line: @ThirdElijah, IG: @ThirdElijah
***books: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
http://nulisbuku.com/books/view_book/9694/sastra-harjendra-ajaran-luhur-dari-tuhan-a5
http://www.unesco.chair.network.uevora.pt/media/kunena/attachments/731/ChristologyReloaded_Aug2016.pdf
http://fs.gallup.unm.edu/APS-Abstracts/APS-Abstracts-list.htm
http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://nulisbuku.com/books/view_book/9661/teologi-yesus-sobat-kita-10-artikel-dialog-antara-teologi-dan-sains
http://nulisbuku.com/books/view_book/9693/jalan-yang-lurus-manual-anak-anak-terang-a5
http://www.mdpi.com/journal/mathematics/special_issues/Beyond_Quantum_Physics_Computation

Makna lima roti dan dua ekor ikan

Makna lima roti dan dua ekor ikan

(The meaning of five loaves of bread and two fishes.)

catatan: artikel ini dipersiapkan dalam rangka ikut memperingati 500 tahun Gerakan Reformasi Gereja yang dipelopori oleh Martin Luther, tgl. 31 oktober 1517.

Teks: Mat. 14:14-20
14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.

Shalom, saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan Yesus. Tentu kita semua pernah mendengar kisah yang sangat terkenal ini tentang mukjizat yang Yesus lakukan yakni memberi makan lima ribu orang lebih, Matius 14:14-20. Begitu seringnya kita mendengar kisah ini, sampai kita merasa sudah tahu semuanya. Tidak perlu belajar apa-apa lagi.
Demikian juga dengan saya, merasa cukup memahami kisah ini.
Namun, beberapa hari lalu, ketika merenungkan kisah ini, puji syukur, Roh Kudus memberikan saya pengertian baru tentang makna kisah ini, khususnya penerapannya dalam kehidupan kita sekarang. Inilah yang ingin saya bagikan dalam artikel singkat ini.

Makna lima roti dan dua ekor ikan
Kita sering menyangka bahwa kisah mukjizat ini hanya terjadi sekali di masa lampau, dan tidak bermakna apa-apa bagi kehidupan kita di abad ke-21 ini. Itu tidak benar.
Roh Kudus menyingkapkan kepada saya, bahwa kisah ini berisi pengajaran tentang bagaimana kita dapat berjalan dengan iman dan melayani Tuhan dengan prinsip-prinsip Kerajaan Allah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat kita pelajari:
1. "belas kasihan"- dalam melayani, kita mesti mulai dengan memiliki hati seperti Yesus. Ia begitu peduli dan berbelaskasihan kepada orang banyak.
2. Sebagai murid, seringkali kita tidak peduli dengan kebutuhan orang lain. "Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
3. Namun, apa jawab Yesus? - "kamu harus memberi mereka makan." Artinya, Tuhan ingin kita mau peduli akan kebutuhan orang-orang yang kita layani.
4. sebagai murid, kita mesti belajar jujur dengan apa yang ada pada kita, kejujuran adalah awal dari pelayanan yang bermakna. - "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
5. Ternyata Tuhan tidak mempermasalahkan keterbatasan kita, asalkan kita mau datang kepada-Nya dengan kejujuran. Tuhan menerima persembahan terkecil bahkan dua peser uang dari seorang janda. Tuhan melihat hati, bukan melihat keterbatasan kita. Inilah jawab Yesus: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
6. Lalu selanjutnya biarkan Tuhan berkarya dengan bebas. Janganlah kita membatasi kuasa Tuhan dengan iman kita yang kerdil.
7. Tugas kita hanyalah taat akan perintah-Nya. Jika Tuhan ingin kita membagi-bagikan kepada orang banyak, ya ikuti saja. Meski jalan pikiran kita mengatakan bahwa mustahil lima roti dan dua ikan akan cukup untuk 5000 orang, ya lakukan saja. Yesus "memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak."

Penutup
Kiranya kita belajar sesuatu bagaimana kita dapat melayani banyak orang dengan cara Kerajaan Sorgawi, baik sebagai pribadi, sebagai keluarga, maupun sebagai gereja.
Kita mesti mulai dengan memeriksa apa yang ada pada kita, lalu membawanya ke kaki Yesus. Selanjutnya biarkan Dia memakai talenta kita seturut kehendak-Nya.
Itulah makna kata "huparcho," lihat Lukas 8:3. Meski terjemahan LAI untuk ayat ini bunyinya: "dengan kekayaan mereka," sesungguhnya makna kata aslinya adalah: "mereka melayani Dia dengan apa yang ada pada mereka."
Penerapan:
a. Sebagai pribadi, misalnya kita tidak memiliki banyak hal. Tapi kita punya sedikit talenta bermusik atau bernyanyi. Serahkanlah itu kepada Tuhan, bawalah itu ke kaki Yesus. Berdoalah: "Tuhan, saya ingin melayani-Mu. Tapi saya tidak punya banyak hal, hanya sedikit talenta bermusik dan menyanyi. Kuserahkan talenta ini kepada-Mu, pakailah hamba-Mu sesuai dengan rencana-Mu." Maka Tuhan akan menggunakan Anda secara luarbiasa.
b. sebagai keluarga atau gereja, mungkin Anda melihat bahwa tidak banyak yang Anda miliki. Namun periksalah juga, apa saja yang ada padamu. Lalu bawalah "lima roti dan dua ikan"-mu itu ke kaki Tuhan Yesus, serahkanlah itu kepada Tuhan agar Dia menggunakannya sekehendaknya. Maka Anda akan melihat pelayanan Anda menjadi berkat bagi banyak orang, jauh melampaui yang dapat Anda bayangkan.

Kalimat kunci: Tuhan tidak melihat keterbatasan Anda. Cukup bawalah apa yang Anda miliki ke kaki Yesus, dan biarkan Tuhan berkarya jauh melampaui keterbatasan Anda.

Ayat penutup: Lukas 1:37
"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Versi 1.0: 29 oktober 2017, pk, 16:58
Versi 1.1: 30 oktober 2017, pk. 9:59
VC
Dari hamba yang tidak berguna.




Victor Christianto
*Founder and Technical Director, www.ketindo.com
E-learning and consulting services in renewable energy
**Founder of Second Coming Institute, www.sci4God.com
Http://www.facebook.com/vchristianto
Twitter: @Christianto2013, Line: @ThirdElijah, IG: @ThirdElijah
***books: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
http://nulisbuku.com/books/view_book/9694/sastra-harjendra-ajaran-luhur-dari-tuhan-a5
http://www.unesco.chair.network.uevora.pt/media/kunena/attachments/731/ChristologyReloaded_Aug2016.pdf
http://fs.gallup.unm.edu/APS-Abstracts/APS-Abstracts-list.htm
http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://nulisbuku.com/books/view_book/9661/teologi-yesus-sobat-kita-10-artikel-dialog-antara-teologi-dan-sains
http://nulisbuku.com/books/view_book/9693/jalan-yang-lurus-manual-anak-anak-terang-a5
http://www.mdpi.com/journal/mathematics/special_issues/Beyond_Quantum_Physics_Computation

Garam

Garam

Judul: Bagaimana menjadi garam dan terang?*

(How you can be the salt and the light of the world.)

Teks: Matius 5:13-16
13 † "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14 † Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
16 † Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Shalom, saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Tentu kita semua telah sering mendengar perintah Tuhan Yesus ini, bahwa kita adalah garam dan terang dunia. Kita pasti juga telah berusaha keras menjadi garam yang asin dan pelita yang bercahaya. Namun, kalau kita mau jujur, kita seringkali gagal dalam upaya kita menjadi garam dan terang. Mengapa demikian?

Ada beberapa penyebabnya:

1. Kita berusaha dengan kekuatan sendiri. Ayat 13 dan 14 tidak berbunyi: hendaklah kamu berusaha keras menjadi garam dan terang dunia. Bukan itu kan? Yesus bersabda: kamu adalah garam, dan kamu adalah terang dunia. Artinya, garam dan terang itu adalah sifat yang melekat pada kita sebagai anak-anak Allah, jika kita memang anak-anak Allah yang sejati. Itu bukan hasil usaha kita, namun sifat yang dikaruniakan Allah sendiri kepada anak-anak-Nya.

2. Kita tidak hidup melekat kepada Sang Sumber Garam dan Sumber Terang. Perintah Tuhan Yesus ini merupakan panggilan agar kita menyerahkan diri secara total untuk dibentuk oleh Bapa di sorga. Kita hanyalah bejana tanah liat, dan Dialah Sang Penjunan. Kita mesti menyerahkan diri sepenuhnya agar dibentuk oleh Tangan Bapa. Dalam penyerahan diri itulah, maka kita belajar hidup melekat kepada Dia Sang Sumber Garam dan Sumber Terang itu, karena Yesuslah pokok anggur dan kita ini hanya carang-carang.

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." - Yoh. 15:5

Ketika kita memberikan diri sepenuhnya untuk dibentuk dan diproses oleh Bapa itulah, maka dengan sendirinya kita akan memiliki kualitas garam dan terang yang diminta oleh Yesus.

3. Kita hidup terlalu larut dengan dunia. Kalau kita mau jujur, bukankah terlalu sering kita hanya mengikuti Injil yang murahan? Injil murahan itu bunyinya kira-kira begini: "Pokoknya ikut Yesus, pasti kamu diselamatkan." Kita enggan untuk bertobat, dan enggan belajar hidup menaati perintah-perintah Tuhan. Pokoknya, kita hanya mau mendengar Injil yang enak di telinga kita. Di sinilah, letak persoalan utama mengapa banyak anak-anak Allah yang gagal menjadi garam dan terang dunia. Karena kita hidup terlalu larut dengan dunia di sekitar kita, sehingga bukan kita yang menggarami dunia, kitalah yang digarami oleh dunia. Bukan kita yang membawa terang, namun kita yang silau dengan lampu-lampu berwarna-warni dari dunia. Dan kita gagal melihat bahwa di balik kemilau lampu-lampu dunia itu, ada kegelapan yang mengerikan. Artinya, kita gagal melihat dunia dengan mata Tuhan, dengan pikiran Tuhan, dengan hati Tuhan.
Memang kita semua sering berseru Tuhan, Tuhan, namun bukankah Yesus juga bersabda:

Matius 7:21
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. "

Artinya, kita semua orang-orang Kristen mesti berbalik dari tingkah laku kita yang jahat dan dari manusia lama kita, lalu bertobat dan belajar hidup kudus dan menaati kehendak Bapa dalam hidup kita. Dan baru dengan cara itu, maka secara perlahan hati dan pikiran kita akan diperbarui, lalu kita akan menjadi garam dan terang yang sesungguhnya.
Itulah yang dimaksudkan dengan dilahirkan kembali (reborn), itu sama sekali bukan usaha kita, melainkan anugerah Tuhan semata. Itu hanya mungkin atas pekerjaan Roh Kudus, yang bertiup ke mana Dia mau. (baca Yohanes pasal 3).

Penutup
Kiranya renungan kecil ini dapat menolong kita agar sungguh-sungguh menyerahkan diri ke dalam pimpinan Roh Kudus, dan mulai menaati perintah-perintah Tuhan. Kita mesti hidup dengan sungguh-sungguh takut akan Tuhan.

Versi 1.0: 29 oktober 2017, pk. 15:39
VC
Dari hamba yang tidak berguna.

*catatan: artikel ini dipersiapkan dalam rangka ikut memperingati 500 tahun Gerakan Reformasi Gereja yang dipelopori oleh Martin Luther, tgl. 31 oktober 1517.






Victor Christianto
*Founder and Technical Director, www.ketindo.com
E-learning and consulting services in renewable energy
**Founder of Second Coming Institute, www.sci4God.com
Http://www.facebook.com/vchristianto
Twitter: @Christianto2013, Line: @ThirdElijah, IG: @ThirdElijah
***books: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
http://nulisbuku.com/books/view_book/9694/sastra-harjendra-ajaran-luhur-dari-tuhan-a5
http://www.unesco.chair.network.uevora.pt/media/kunena/attachments/731/ChristologyReloaded_Aug2016.pdf
http://fs.gallup.unm.edu/APS-Abstracts/APS-Abstracts-list.htm
http://independent.academia.edu/VChristianto
Http://researchgate.net/profile/Victor_Christianto/
http://www.amazon.com/Victor-Christianto/e/B00AZEDP4E
http://nulisbuku.com/books/view_book/9661/teologi-yesus-sobat-kita-10-artikel-dialog-antara-teologi-dan-sains
http://nulisbuku.com/books/view_book/9693/jalan-yang-lurus-manual-anak-anak-terang-a5
http://www.mdpi.com/journal/mathematics/special_issues/Beyond_Quantum_Physics_Computation

Warta jemaat Minggu, 12 Januari 2020